SUGENG RAWUH PARA SEDHEREK, MUGI SAGET DAMEL RENANING PANGGALIH PANJENENGAN Kanthi Nyebut Ing Asmaning Gusti, Gusti Allah Ingkang Maha Mirah, Maha Asih Sejatine, Puja Lan Puji Iku, Amung Allah Ingkang Ndarbeni, Gustining Jagad Raya, Yo Alam Sawegung, Maha Asih Cetha, Kang Ngratoni Dinaning Akherah Yekti, Kukuding Alam Ndunya, Hamung Dhumateng Paduka Gusti, Hamba Nyembah Saha Kumawula, Hangrerepa Dhepe Dhepe, Hamba Nyuwun Pitulung, Tinadahna Margi Kang Yekti, Margining Tiyang Kathah, Ingkang Begja Tuhu, Paduka Paringi Nikmat, Sanes Margi Bebendu Lan Sasar Sami, Amin Tutuping Donga

Jumat, 23 Juli 2010

13 Hal Yang Disukai Pria Dari Wanita

13 Hal Yang Disukai Pria Dari Wanita
Oleh: Mochamad Bugi


Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.

Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika luapkan sesuai dengan bingkai nilai-nilai ilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar.

Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.

Ada banyak faktor yang bisa menjadi sebab munculnya rasa cinta seorang pria kepada wanita untuk diperistri. Setidak-tidaknya seperti di bawah ini.

1. Karena akidahnya yang Shahih

Keluarga adalah salah satu benteng akidah. Sebagai benteng akidah, keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh, maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri shalihah yang berakidah shahih serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.

Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)

2. Karena paham agama dan mengamalkannya

Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).

Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.

3. Dari keturunan yang baik

Rasulullah saw. mewanti-wanti kaum lelaki yang shalih untuk tidak asal menikahi wanita. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.” (Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)

Karena itu Rasulullah saw. memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. “Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang sepadan),” kata Rasulullah. (Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).

“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman-pamannya,” begitu perintah Rasulullah saw. lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang shalih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.” (Ibnu ‘Adi)

Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek. “Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”

4. Masih gadis

Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.

Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan menikah dengan gadis. “Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi.

Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”

Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.

Rasulullah saw. sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”

5. Sehat jasmani dan penyayang

Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi saw. seraya berkata, “Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi saw. untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi saw. tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi saw. bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Abu Dawud dan Nasa’i).

Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.” (Abu Daud dan An-Nasa’i)

6. Berakhlak mulia

Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”

7. Lemah-lembut

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”

8. Menyejukkan pandangan

Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (Abu daud dan An-Nasa’i)

“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah saw. lagi.

Maka tak heran jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah. “Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kami menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”

9. Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban

Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”

Kata Rasulullah, “Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)

Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)

10. Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa

Istri yang shalihah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”

11. Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya

Nailah binti Al-Fafishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?” “Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah. “Tapi ketuaanku ini terlalu renta.” Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah saw. dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”

12. Pandai bersyukur kepada suami

Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya.” (An-Nasa’i).

13. Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat

Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.

Rasulullah saw. menemui Ummu Salamah dan berkata, “Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.”

Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”

Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang shalih.

Jumat, 04 Juni 2010

ar- Rasyafaat

Orang yg menguasai ilmu syariat
namun tak merasakan manisnya ma'rifat
berarti dia lalai dan terlelap dalam tidurnya
maka ketika menghadapi maut
dan segala ancamannya
di khawatirkan nasibnya akan sama
dengan seseorang yg tersesat di tengah sahara

Ma'rifat diperoleh lewat curahan karunia Illahi
atau fath yg muncul setelah berusaha
dengan sunggu-sungguh
bukan dari cerita yg disampaikan manusia
maupun buku dan tutur kata

Sungguh beruntung orang yg bagus persiapannya
dan hatinya bebas dari perbudakan makhluk-Nya
maka petunjuk akan menetap di akalnya
dan ia pun kan merasakan sepercik rasa cinta di hatinya
sungguh sepercik rasa cinta dari gelas mahabbah yg istimewa
akan memenuhi taman hati dengan berbagai ilmu
melindungi pemahaman dari segala keraguan
dan membebaskan akal dari belenggu

Kamis, 28 Januari 2010

RAHASIA TERINDAH BASMALAH

Bismillahirrahmanirrahim yang lazimnya dipendekkan dengan istilah "Basmalah" merupakan bacaan mulia yang bisa menjadi mediasi kesadaran kita akan sifat kemahapengasihan dan kemahapenyayangan Allah bagi segala aktivitas hidup kita.

Surat al-Fatihah, yang seringkali disebut dengan Ummul Qur'an (ibu atau induk al-Qur'an), dimulai dengan bismillahirrahmanirrahim (kemudian diistilahkan dengan basmalah). Ayat pertama ini sebenarnya sudah dikenal jauh sebelum turunnya al-Qur'an. Hal ini didasarkan fakta bahwa di dalam al-Qur'an terdapat do'a, informasi, dan keterangan tentang ayat-ayat Tuhan yang diperkenalkan-Nya bukan hanya kepada Nabi Muhammad, melainkan juga kepada nabi-nabi jauh sebelum Nabi Muhammad. Kalimat basmalah terdapat dalam surat Nabi Sulaiman yang ditujukan kepada penguasa Saba' yang bernama Ratu Balqis. Surat tersebut dibawa oleh seekor burung yang bertengger di istana kemudian melemparkannya ke tengah Sidang Kerajaan Saba'. Ratu Balqis membaca surat tersebut yang isinya;
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." (QS. An-Naml/27: 30-31)

Basmalah memiliki kandungan yang sangat luas, yang biasa kita terjemahkan menjadi "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang". Kalimat ini tidak sempurna, apa yang dengan nama Allah itu? Sebagaimana apabila kita ditanya, "Apa kabar?" maka tentu jawabannya tidak lagi harus menyatakan "Kabar saya baik", tetapi langsung dengan pernyataan "baik", karena sudah ada dalam benak kita suatu kalimat yang bisa dipahami tanpa perlu diucapkan, begitu juga maksud kata "dengan" dalam kalimat basmalah. Makna "Dengan nama Allah", menurut para ulama, terserah mau dimaksudkan dengan apa. Misalnya, "Saya belajar dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang" atau "Saya marah dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang", dan lain sebagainya. Segala kegiatan kita dimulai dengan nama Allah Swt. Itu berarti kita memohon bantuan Allah Swt. atas apapun yang kita lakukan. Lalu, apa gunanya kata "nama" dalam kalimat basmalah? Pemberian nama seseorang oleh orang tuanya seringkali dimaksudkan untuk membedakannya dengan orang lain, baik saudaranya maupun bukan. Misalnya, Si A diberi nama "Ahmad" biar bisa dibedakan dengan Si B yang bernama "Usman". Selain itu, juga untuk meneladani seseorang yang dikagumi. Misalnya, Si A diberi nama "Muhammad" biar dia bisa meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad Saw, yang dikenal berakhlak mulia. Nah, begitupun membaca basmalah ketika kita bekerja. Di situ sebenarnya kita dituntut untuk meneladani sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah dalam mengerjakan sesuatu, yang tentu saja disesuaikan dengan kemampuan kita.

Basmalah juga berarti menggantungkan dan meniatkan segala amalan kita kepada Allah Swt. Setiap amalan yang diniatkan karena-Nya dikategorikan sebagai ibadah (dalam pengertian yang luas), karenanya termasuk amalan yang berpahala dan akan ditemukan di hari akhir nanti. Dengan demikian, tujuan membaca bismillahirrahmanirrahim adalah untuk mengekalkan amalan kita sampai hari kemudian.

Perumpamaan ini terlihat pada sebuah kisah di mana Nabi Muhammad Saw. pernah berpesan kepada isteri beliau, Siti 'Aisyah, untuk membagi-bagikan daging kambing kepada tetangga. Setelah kembali, beliau bertanya kepada isterinya mengenai pembagian kambing itu. Sudah saya bagikan, jawab 'Aisyah. Apakah sudah habis? 'Aisyah menjawab, "yang tertinggal buat kita hanya paha". Lalu, beliau menjawab, "kamu keliru, yang habis itu pahanya, sedangkan yang tertinggal adalah semua yang kamu bagikan itu". Maksud Nabi, daging kambing yang dibagi-bagikan itu menjadi pahala yang tetap kekal sampai hari kemudian, sedangkan paha itu akan habis dimakan.
Allah adalah nama dari Tuhan kita. Nama itu diberikan sendiri oleh-Nya dan memang sangat sesuai dengan Zat yang diberi nama. "Allah" terambil dari akar kata yang berarti "menakjubkan". Semua yang ada di alam ini memang menakjubkan, karena itu Dia yang menciptakan semua itu dinamai Allah (Yang Maha Menakjubkan).
Lafadz "Allah" juga terambil dari akar kata yang bermakna "mengherankan". Jangan coba-coba membahas Zat Tuhan, karena kita akan terheran-heran dan tidak bisa menemukan jawabannya. Allah dalam bahasa arab disebut dengan Ilah, artinya "Yang Wajib Disembah". Ilah adalah Zat yang diyakini sebagai Dia yang menguasai alam raya, Dia yang mengatur alam raya ini, dan Dia yang dalam genggaman-Nya segala kekuasaan, karena itu Dia wajib disembah.

"Arrahman" dan "Arrahim" terambil dari akar kata "rahmat". Kata ini menjadi sifat dari Allah. Rahmat itu ada dua macam, yaitu rahmat yang bersifat sementara di dunia yang dilimpahkan kepada segenap mahluk-Nya tanpa kecuali, dan rahmat yang bersifat langgeng yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang beriman nanti di akhirat. Jadi, basmalah secara lengkap dapat diterjemahkan "Dengan nama Allah yang memberikan rahmat di dunia kepada seluruh mahluk juga yang memberi rahmat di akhirat untuk orang-orang yang beriman".

Kalimat Bismillahirrahmanirrahim dianjurkan untuk dibaca pada setiap memulai kegiatan. Hati yang kita punya dituntun agar mempunyai kesadaran tentang dua hal, yaitu kesadaran bahwa Allah memberi rahmat untuk seluruh mahluk di dunia dan Allah akan memberi rahmat untuk orang-orang yang dekat kepada-Nya di akhirat. Sebagai contoh, bila sebuah cangkir kosong diisi air, maka yang ada di dalamnya adalah air, tidak mungkin coca cola atau yang lainnya. Begitu juga dengan hati kita, bila yang dimaksukkan adalah rahmat, maka yang keluar tentu juga rahmat, tidak mungkin benci atau dengki. Allah memberikan rahmat kepada anjing. Begitupun kita sebagai manusia, bila berhadapan dengannya juga harus memberikan rahmat. Oleh karena itu, semua perbuatan kita harus dimulai dengan membaca "Bismillahirrahmanirrahim..

Jumat, 08 Januari 2010

P3n9U@t Im4N

7 KELOMPOK YG AKAN MENDAPATKAN NAUNGAN DARI ALLAH PADA HARI AKHIR

Dari Abu Hurairah ra, Dari Rorulullah saw, Beliau bersabda" Ada tujuh kelompok yang akan mendapat naungan dari Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya,yaitu: Pemimpin yang adil,Remaja yang senantiasa beribadah kepada Allah,Seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan masjid,Dua orang yang saling cinta karena Allah sehingga keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah,Seorang laki2 yang ketika di rayu oleh seorang wanita(bukan istri) yang mempunyai kedudukan serta kecantikan wajah, ia menolak dng berkata:"sungguh aku takut kepada Allah", Orang yang bersedekah kemudian menyembunyikan amalanya sehingga dpt di katakan tangan kirinya tak mengetahui apa yang di lakukan oleh tangan kanannya,Dan orang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi lalu mencucurkan air mata dari kedua matanya."


**********************************************

Menurut Syeh Abdul Khodir Jaelani manusia terbagi menjadi 4 bagian:
Pertama yaitu Orang yang tak berlisan dan tak ber hati,yaitu orang yg durhaka. Berhati hatilah jangan sampai engkau seperti mereka,
Kedua adalah,Orang yang berlisan tapi tak berhati,sehingga ia bicara dengan hikmah (ilmu dan kata mutiara)tapi tak mengamalkannya. ia mengajak manusia beriman dan beramal sholeh serta taqwa kpd Allah SWT sementara ia sendiri menjauhi Allah.jauhilh mereka supaya kamu tdk tertipu oleh keindahan perkataan mereka yg bisa membuatmu terbakar oleh kemaksiatan atau terbunuh oleh kebusukan hati mereka,
Sedang yang ketiga yaitu Orang yg mempunyai hati tp tak punya lisan yaitu mu'min yg pandanganya di tutupi oleh Allah dari kejelekan makhluk dan Allah memperlihatkn Aib dirinya,hatinya terang.orang ini termasuk wali Allah, maka bergaullah engkau dengannya niscaya Allah mencintaimu,
Dan yang terakhir, Orang yang belajar dan mengajar serta mengajarkan ilmunya, ia mengetahui tanda2 kebesaran Allah dan Allah melapangkn dadanya untuk siap2 menerima macam2 ilmu. karenanya maka dekatilah ia untuk meminta nasehat.
(sumber: Nashaihul 'Ibad, Karangan Ibnu Hajar Al Asqalani)

******************

SALAH SATU MU’JIZAT AL-QUR’AN
Allah, Ialah yang menurunkan kitab dengan kebenaran, dan juga neraca (keadilan)…. QS Asy Syuuraa 17
Al-Qur’an diturunkan Allah SWt melalui Muhammad SAW yang buta huruf kala itu. Ia di lahirkan dan hidup di tengah2 kaum yang terbelakang peradabannya, di jazirah Arab. Al-Qur’an di turunkan selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari.
Sering kali Ayat Al-Qur’an turun secara spontan sebagai jawaban berbagai pertanyaan atau mengomentari suatu peristiwa. Misalnya pertanyaan orang yahudi tentang ruh,pertanyyan ini di jawaab secara langsung. Namun demikian, setelah rampung di turunkan dan di susun kemudian di lakukan analisis dan perhitungan terhadap catatan redaksinya,ditemukan hal2 yang sangat menakjubkan.Ditemukan keseimbangan yang sangat serasi antara kata2 yang di gunakan seperti keserasian atas atas dua kata yang bertolak belakang.*
Anda bisa bayangkan di turunkan secara sepotong2 dan spontan, di tempat yang berlainan dalan waktu yang relative panjang dan terdiri dari 114 surat dan 77.493 kata. Serta diturunkan kepada orang yang tidak 엣 membaca dan menulis pada saat itu.Namun di temukan banyak hal yang mengejutkan. Contoh dua kata yang sepadan dalam jumlah yang sama dan seimbang, dan kata2 yang berlawanan arti juga di temukan dalam jumlah yang seimbang. Hanya yang Maha Dahsyatyang mampu melakukan hal itu, Dzat yang sangat tinggi Ilmunya dan sangat luar biasa ketelitiannya. Dan disusun lebih dari seribu tahun yang lalu.
Abdur Razaq Nawfal, dalam Al I’jaz li Al Qur’an Al Karim yang terdiri dari 3jilid, mengemukakan sekian banyak contoh2 tentang keseimbangan tersebut, yang dapat kita simpulkan secara singkat dari tulisan karya M. Quraish Shihab yang berjudul “Membumikan Al-Qur’an” sebagai berikut :
A.Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan bilangan antonimnya.
Beberapa contoh diantaranya :
-Al Hayah (hidup) dan AL Maut (mati) masing2 sebanyak 145 kali,
-An Naf’ (manfaat) dan Al Madharrah (mudarat) masing2 sebanak 50 kali,
-Al Har (panas) dan Al Bart (dingin) masing2 sebanyak 4 kali,
-As Sholihat (kebajikan) dan Al Sayyi’at sebanyak 167 kali
-Al Thuma’ninah(kelapangan/ ketenangan) dan Al Ahiq ( kesempitan/kesesalan) sebanyak 13 kali,
-Ar Rahbah(cemas/ takut) dan Al Raghbah (harap / ingin) masing2 sebanyak 8 kali,
-Al kufr (kekufuran) dan Al iman (iman) dalam bentuk definite masing2 sebanyak 17 kali,
-Kufr (kekufuran) dan Iman dalam bentuk indenfinite masing2 8 kali,
-Al Shayf (musim panas) dan Al Syota’ (musim dingin) masing2 sebanyak 1 kali.
B.Keseimbangan jumlah kata sinonimnya/ makna yang di kandungnya, contoh:
-Al harf dan Al Zira’ah (membajak/bertani) masing2 sebanyak 14 kali,
-Al ‘Ushb dan Al Dhuhur ( membanggakan diri / angkuh) sebanyak 27 kali,
-Al Islam dan Al Wahyu (Al Qur’an, wahyu, dan Islam) masing2 sebanyak 27 kali.
dan masih banyak lagi
C.Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk pada akibatnya, contoh :
-Al Infaq(Infaq) dengan Ar Ridha (kerelaan) masing2 sebanyak 73 kali,
-Al Bukhl (kekikiran) dengan Al Hasarah (penysalan) masing2 sebanyak 12 kali,
-Al Fhisyah (kekejian) dengan Al Ghadhab (murka) masing2 sebanyak 26 kali.
D.Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya, contoh :
-Al Israf (pemborosan)dengan Al Sur’ah(tergesa gesaan) masing2 sebanyak 23 kali,
-Al Maw-izhah (nasehat/petuah)dengan Al Lisan (lidah) masing2 sebanyak 25 kali,
-Al Asra (tawanan) dengan Al Harb (perang) masing2 sebanyak 6 kali,
-Al Salam (kedamaian) dengan Al Thoyyibah(kebajikan) masing2 sebanyak 60 kali,
E.Selain keseimbangan keseimbangan tersebut, juga di temukan keseimbangan khusus, contoh :
-Kata Yaum (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sama dengan jumlah hari dalam 1 tahun. Sedangkan kata hari yang menunjukkan plural (Ayyam)dan dua (yau-mayni) jumlah seluruhnya 30 sama dengan jumlah hari dalam 1 bulan,D sisi lain kata yang berarti”bulan”(Syahr) terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
-Al Qur’an menjelaskan bahwa langit ada tujuh, penjelasan ini diulangi dalan tujuh kali pula,
Dan masih banyak lagi mu’jizat lainya seperti pemberitaan ghoib dan iyarat2 ilmiahnya.
Semua hal di atas menunjukkan bukti2 bahwa Al Qur’an sungguh2 firman suci yang di turunkan dari Allah melalui nabi Muhammad dan bukanlah karangan manusia’ tak mungkin ad seorangpun yang mampu menyusun kitab seperti Al Qur’an..Siapakah yang mampu melakukannya?

Firman Allah:
Katakanlah: “Sesunnguhnya, jika manusia dan jin berkumpul untuk membuas satu yang sama dengan Al Quran ini, tiadalah mereka sanggup membuat yang sama seperti itu, sekalipun mereka saling Bantu.” QS Al Israa’ Ayat 88





* Dr.M. Quraish Shihab, M>A>, Membumikan Al Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Penerbit Mizan,1996, hal.29.)

*****************


jika kau ingin hidup bahagia sepanjang masa setelah mati di letakan di tanah kubur dlm taman surga.&ketika di tiupkan sangkakala.engkau di bangkitkan dlm aman sentosa
selamat dari ketakutan,ancaman,pengusiran&kerugian kemudian di hadap kan Allah dlm kemuliaan.
memperoleh derajat tinggi&keagungan,para malaikat menyampaikan berita yg menyenangkan & ... amal salehmu memberati timbangan kebajikan,sehingga kau bahagia di Mahsyar&hari pengumpulan&seperti kilat kau melewati ash-sirath(titian) lalu meminum air air telaga pilihan yg suci&hidup kekal penuh kenikmatan di surga paling tinggi,dekat dgn yg Maha Satu,Maha Esa &Tunggal kemudian memandang -Nya dgn kedua belah matamu"Dia Maha Suci dari ungkapan dimana&bagaimana,serta tiada batasan yg membatasi-Nya(Untuk memperoleh itu)
maka perbaikilah keyakinanmu..karena jika keyakinan sempurna tanpa keraguan.
yang Gaib akan tampak nyata&jadikanlah Asy"ari sebagai akidahmu,karena ia telaga yg jernih,yg jauh dari penyimpangan & kekufuran...


Sesungguhnya dalam setiap tarikan nafas..aku selalu membutuhkan-Mu,meski mahkota ada di kepalaku...
Itulah kefakiran mutlak yang berada dalam diri setiap mahluk

Ketahuilah,sejak kecil manusia mampu merasakan keberadaannya,perecaya pada kemampuan dirinya,sangat menginginkan untuk dapat hidup selamanya,rakus terhadap segala kenikmatan,segera ingin mendapatkan semua yang disukainya,berambisi untuk menjadi penguasa,senang dengan semua amal & perbuatanya,&menggunakan seluruh waktunya untuk bekerja,jika berbuat baik,ia merasa kagum kepada dirinya sendiri(ujub)&menganggap apa yg ia lakukan itu suatu hal yg mulia.Menurutnya,amal saleh itu dapat dilakukan karena dirinya memang baik & bersemangat tinggi.Jika mendapat sebuah nikmat,dia memandang bahwa sejak semula dirinya memang berhak untuk memperolehnya.Atau bahkan,karena sangat kagum kepada dirinya sendiri,ia merasa bahwa memang dirinyalah yg pantas mendapatkan kenikmatan tersebut.


Jika setelah melakukan pekerjaan duniawi, atau amal ukhrawi, kemudian ia memperoleh sesuatu,Maka ia akan berkata,:"Inilah buah (hasil) dari amalku tadi" jika terjun dalam sebuah pekerjaan misalnya,kemudian mendapatkan keuntungan & kekayaan,maka ia akan berkata,"semua ini berkat kepandaian & kerja kerasku"Aku mendapatkan nya dengan ilmu. Jika menuntut ilmu & kemudian menjadi orang yg terkemuka & tersohor,maka ia akan berkata" Aku dapat meraih kedudukan yg tinggi & ketenaran tiada lain adalah karena diriku memang cerdas & pandai" Demikianlah sikap manusia dalam setiap keadaan. Ia kembalikan semua itu pada dirinya, & lupa kepada Tuhan nya.berbagai penyakit bentuk penyakit hati & kepentingan nafsu menguasai dirinya.Dia jauh dari Allah. Sehingga,hampir-hampir tidak ada satu pun niatnya yang ikhlas & tiada pula amalnya suci dari penyakit hati. Tiada gambaran keikhlasan dalam dirinya.Segala yg ia pikirkan hanyalah dirinya sendiri. Demi dirinyalah ia akan bangkit & membanting tulang.

Jika Allah menaruh perhatian kepadanya,& ia peroleh sebuah hembusan karuniah Allah, maka ia akan selamat & bangkit dari kelalaiannya. Pada saat itulah mata hatinya akan berhias dengan cahaya Dzikir & akalnya bersinar penuh pemahaman,sehingga ia dapat melihat hakikat segala sesuatu. Dengan hati yg bersih & kokoh,nurnai yg sadar & cita rasa yang benar,ia pun menyadari bahwa selama ini dirinya tertutup oleh selubung kebodohan. Saat itu ia akan menyadari bahwa semua nikmat yg peroleh, baik itu ilmu maupun amal, harta, kecantikan/(ketampanan) , ataupun kesehatan & segala nikmat linnya, Semua itu adalah karunia Allah semata yang telah ia tentukan sejak dahulu kala, bahkan sebelum ia di lahirkan ke muka bumi ini.
Pada saat itulah dia,akan meyakini, "Bahwa sama sekali dirinya tidak dapat berbuat apa-apa....


Novel Bin Muhammad Alaydrus,Jalan Nan Lurus